Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keadilan Allah ﷻ Ketika Hisab

Yang dimaksud dengan hisab adalah perhitungan Allāh Subhānahu wa Ta’āla terhadap amalan para hamba didunia.

Hisab Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah hisab yang sangat sempurna keadilannya. Tidak ada kezhāliman sedikitpun di dalamnya.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَظۡلِمُ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ۬‌ۖ

“Sesungguhnya Allāh tidak akan menzhālimi meskipun sebesar Zarrah sekalipun” (QS An-Nisā’: 40)

Zarrah artinya adalah semut, itu yang dikenal oleh orang Arab, mereka mengatakan semut kecil itu dengan Zarrah. Jangan diartikan dengan biji sawi atau yang semisalnya, Zarrah menurut orang Arab adalah semut. Bahkan rahmat dan kelebihan karunia serta anugerah yang Allāh berikan kepada para hamba adalah sangat banyak.

Seandainya Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengazab semua makhluk, maka bukanlah hal itu sebuah kezhāliman. Dan seandainya Allāh merahmati, niscaya rahmat Allāh Subhānahu wa Ta’āla lebih baik dari pada amalan mereka. (Hadīts Shahīh Riwayat Abū Dāwūd dan Ibnu Mājah).

Yang demikian karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah Pencipta mereka, Raja yang memiliki kerajaan, semua makhluk adalah milik-NYA dan dalam kerajaan-NYA. Dan Dia melakukan apa saja yang Dia kehendaki di dalam Kerajaan-NYA.

Di antara yang menunjukkan Keadilan Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah:

1. Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah memfitrahkan di dalam hati semua manusia bahwa Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah Rabb mereka dan mereka mengakui bahkan sebelum mereka dilahirkan. (Lihat Surat Al-A’rāf: 172)

2. Bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mengutus para Rasūl, para Utusan kepada manusia yang telah mengingatkan mereka dengan fitrah ini dan mengajak mereka untuk berimān dengan hari akhir.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman

رُّسُلاً۬ مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى ٱللَّهِ حُجَّةُۢ بَعۡدَ ٱلرُّسُلِ‌ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمً۬ا

“Para Rasūl yang datang untuk memberikan kabar gembira dan memberikan peringatan supaya tidak ada hujjah bagi manusia atas Allāh Subhānahu wa Ta’āla setelah kedatangan para Rasūl. Dan sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah dzat Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.” (QS An-Nisā’: 165)

3. Bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menugaskan para Malāikat untuk mencatat semua amalan manusia.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَإِنَّ عَلَيۡكُمۡ لَحَـٰفِظِينَ (١٠) كِرَامً۬ا كَـٰتِبِينَ (١١)يَعۡلَمُونَ مَا تَفۡعَلُونَ (١٢)

“Dan sesungguhnya pada diri kalian ada Malāikat-malāikat yang menjaga atau mengawasi yang mereka mulia, dan menulis, mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS Al-Infithār: 10-12)

Di antara keadilan Allāh Subhānahu wa Ta’āla ketika hisab,

4. Bahwasanya kebaikan dan kejelekan sekecil apapun yang disembunyikan di dalam hati maupun yang dinampakkan akan didatangkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Tidak ada manusia yang dizhālimi karena kebaikan yang terlupakan atau karena kejelekan yang tidak dia lakukan.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرً۬ا يَرَهُ ۥ (٧) وَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ۬ شَرًّ۬ا يَرَهُ ۥ (٨)

“Maka barang siapa yang mengamalkan kebaikan seberat Zarrah sekalipun dia akan melihatnya. Dan barang siapa yang mengamalkan sebuah kejelekan seberat Zarrah sekalipun akan melihatnya.” (QS Az-Zalzalah: 7-8)

5. Seseorang tidak akan memikul dosa orang lain.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ۬ وِزۡرَ أُخۡرَىٰ‌ۚ

“Dan sebuah jiwa tidak akan menanggung dosa jiwa yang lain” (QS Al-An’ām: 164)

Kecuali apabila seseorang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa orang yang mengikutinya dalam kesesatan orang tersebut.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثَمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

“Barang siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa orang yang mengikutinya.Tidak berkurang dari dosa mereka sedikitpun.” (Hadīts Riwayat Muslim)

6. Masing-masing kita akan dipersilahkan melihat sendiri isi kitābnya.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَنُخۡرِجُ لَهُ ۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ ڪِتَـٰبً۬ا يَلۡقَٮٰهُ مَنشُورًا (١٣)ٱقۡرَأۡ كِتَـٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفۡسِكَ ٱلۡيَوۡمَ عَلَيۡكَ حَسِيبً۬ا (١٤)

“Dan Kami akan keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitāb dalam keadaan terbuka. Bacalah kitābmu, cukuplah dirimu pada hari ini yang menghisab dirimu sendiri” (QS Al-Isrā’: 13-14)

7. Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan mendatangkan para saksi supaya tidak ada alasan bagi manusia.

Didatangkan para Rasūl yang akan bersaksi atas umatnya,bahwasanya mereka sudah menyampaikan.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

فَكَيۡفَ إِذَا جِئۡنَا مِن كُلِّ أُمَّةِۭ بِشَهِيدٍ۬ وَجِئۡنَا بِكَ عَلَىٰ هَـٰٓؤُلَآءِ شَہِيدً۬ا

“Maka bagaimana jika Kami datangkan seorang saksi dari setiap umat dan Kami akan datangkan dirimu sebagai saksi atas mereka” (QS An-Nisā’: 41). Malāikat akan menjadi saksi.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَجَآءَتۡ كُلُّ نَفۡسٍ۬ مَّعَهَا سَآٮِٕقٌ۬ وَشَہِيدٌ۬

“Dan akan datang setiap jiwa bersamanya para malāikat yang menuntun dan malāikat yang menjadi saksi” (QS Qāf: 21)

Bahkan anggota badan manusia akan menjadi saksi di hari kiamat.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ٱلۡيَوۡمَ نَخۡتِمُ عَلَىٰٓ أَفۡوَٲهِهِمۡ وَتُكَلِّمُنَآ أَيۡدِيہِمۡ وَتَشۡہَدُ أَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ

“Pada hari ini akan Kami tutup mulut-mulut mereka dan tangan-tangan mereka akan berbicara dengan Kami. Dan kaki-kaki mereka akan menjadi saksi atas apa yang sudah mereka lakukan” (QS Yāsin: 65)

Posting Komentar untuk "Keadilan Allah ﷻ Ketika Hisab"