Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi diutus bagian ketiga

Orang-orang Jahiliyyah tidak menghargai wanita, menikahi wanita dengan jumlah tanpa batas, menikahi dua saudari sekaligus, menikah dengan istri bapaknya apabila dicerai oleh sang bapak atau ditinggal mati. Itu semua biasa di zaman Jahiliyyah.

Ada diantara mereka yang mengubur hidup-hidup anak wanita yang tidak berdosa hanya karena takut dipermalukan dengan sebab wanita tersebut.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ ◈بِأَيِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ

“Dan apabila anak wanita yang dikubur ditanya, dengan sebab dosa apa dia dibunuh.” [QS At-Takwir 8-9]

Wanita menjadi harta warisan sebagaimana barang yang diwariskan, tersebar perzinaan dan pelacuran pada seluruh tingkatan masyarakat, tersebar minuman keras dan perjudian.

Ada diantara mereka yang membunuh anak karena takut menjadi miskin atau karena kemiskinan yang sudah menimpa dia.

Mereka fanatik terhadap kabilahnya dan membela orang yang berasal dari satu kabilah baik dia salah atau benar.

Orang-orang Jahiliyyah sangat taklid kepada nenek moyangnya di dalam urusan agama, memandang bahwa adat istiadat nenek moyang itulah yang paling baik.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَىٰ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا ۚ أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ

“Dan apabila dikatakan kepada mereka, ke sinilah kalian kepada apa yang diturunkan oleh Allah dan kepada Rasul, mereka mengatakan cukuplah bagi kami apa yang kami dapatkan di atasnya bapak-bapak kami, meskipun bapak-bapak mereka tidak mengetahui sesuatu dan tidak mendapatkan petunjuk.” [QS Al-Ma’idah 104]

Mereka senang berperang dengan kabilah lain dan mudah sekali menumpahkan darah. Berperang karena sebab yang sepele kemudian berperang selama puluhan tahun dan terbunuh ribuan manusia.

Posting Komentar untuk "Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi diutus bagian ketiga"